• Dunia Baru
  • Psikologi
  • Kesehatan
  • Bisnis

Minggu, 06 Januari 2013

Konstruksi tangga


A.Ukuran dan pembagian-pembagian tangga

Telah diselidiki bahwa untuk mendaki tangga 2 x dari pada orang berjalan ditempat yang datar, oleh karena itu miring tangga dibatasi sebesar-besarnya 35-40° terutama jika tangga digunakan ditempat yang sering untuk dilalui dengan membawa barang yang berat. Seperti rumah sakit, hotel, tempat perbelanjaan dan sebagainya.

a.bagian tangga yang diinjak kaki yang mendatar dinamakan langkah datar (antrede) atau langkah maju, sedangkan bagian yang tegak dinamakan langkah naik (optrede)
b.ada suatu hubungan antara langkah datar/langkah maju dan langkah naik dengan rumus :
A + 2 x O = 57-65 cm
Artinya : A=langkah datar (antrede)
O=langkah naik (optrede)
c.jika banyaknya O=n, maka banyaknya A=n-1 buah
d.ukuran langkah naik berkisar antara 15-20cm agar waktu melalui tangga dalam langkah naik tidak terasa lelah
e.lebar tangga antara 60-90 cm untuk dilalui 1 orang, dan antara 80-120 cm untuk 2 orang bersama-sama. Dan untuk tangga yang digunakan oleh orang banyak lebar tangga diambil 150-200 cm.

B.Perencanaan tangga

Untuk merencanakan suatu tangga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.perlu diketahui ruang yang disediakan untuk tangga
b.harus diketahui perbedaan tinggi lantai 1 (bawah) dan lantai 2 (diatasnya)
c.banyak anak tangga sebanyak-banyaknya 20 buah, dan jika pembagianya terdapat lebih dari 20, perlu dibuat bordes agar yang melalui tangga tidak lelah dan tidak menjemukan
d.hasil pembagian anak tangga merupakan bilangan yang bulat

contoh :

suatu ruangan lantai bawah + 0,0 dan lantai 2 atas 3,60 diatas lantai 1. Akan direncanakan tangga dengan 2 lengan yang berlawanan arah. Diminta rencana tangga tersebut dan hitunganya.

Penyelesaian :

Oleh karena perbedaan tinggi antara lantai 1 dan lantai 2 = 360 cm yang dalam hal ini merupakan kelipatan 18, oleh karena itu langkah naik (optrede) diambil 18 cm. jika banyaknya langkah naik = n

Maka O = = 20 buah

Oleh karena tangga berlawanan arah maka tinggi diambil setengahnya dan n.O = 10 buah
Panjang langkah datar dicari dengan rumus :

A + 2.O = 60 cm
A + 2.18 = 60 cm
A + 36 = 60
A = 60 – 36
A = 24

n.A = (n – 1 ) = n.O
= 10 – 1
= 9 buah

Panjang ruangan untuk tangga = 9 x 24 = 2,16 m
Jika awal naik tangga = 60 cm = 0,60 m
Dan akhiran tangga = 60 cm = 0,06 m
Jumlah = 3,36 m dibulatkan 3,40 m

C.Tangga Kayu

1.tangga lurus

Pada umumnya tangga kayu berbentuk lurus. Di samping bentuknya sederhana juga konstruksinya sederhana dan murah. Ada pula tangga lurus yang dipakai sebagai pengganti undak pada tangga pasangan, dengan perbedaan lantai di bawah dan diatasnya kecil.

a.susunan tangga lurus terdiri dari ibu tangga/daun tangga dan langkah dasar tanpa langkah naik.
b.ibu tangga terdiri dari papan tebal 3,5 – 4 cm lebar 22 – 28 cm sedangkan anak tangga juga dapat dengan ukuran yang sama
c.hubungan anak tangga dengan ibu tangga dilaksanakan dengan cara pada ibu tangga di takik serupa dengan anak tangga yang menempel pada ibu tangga. Kedalaman takikan sebesar 1 cm. pada ujung bawah ibu tangga dibuat mendatar lebar 10 – 12 cm, agar berdirinya ibu tangga dapat kokoh
d.perkuatan anak tangga terhadap ibu tangga dengan paku 2 atau 3 batang dari sisi luar.

Tangga semacam ini di samping konstruksinya mudah juga pengerjaanya cepat. Tetapi tidak begitu tepat digunakan pada rumah-rumah yang baik.

2.tangga lengan berlawanan arah

Dengan bentuk tangga berlawanan arah , panjang ruangan dapat dihemat, tetapi lebar ruangan menjadi bertambah.

a.untuk membuat lebar lubang tangga di atasnya, di tarik garis setinggi 180 – 190 cm diatas muka atas bordes atau muka atas langkah datar (antrede)
b.di tepi sekeliling lubang tangga dipasang sandaran untuk keamanan ruangan atas. Tinggi sandaran seperti pada sandaran tangga yaitu setinggi 80 – 90 cm
c.ibu tangga menempel tiang sandaran yang juga sebagai pendukung ibu tangga. Tiang ini ditanam dalam blok beton dan ujungnya dipasang anker/duk dari baja bulat Ø 22 – 25 mm atau bentuk pipa baja
d.hubungan ibu tangga dengan tiang sandaran dengan pen/purus dan lubang yang masing – masing tebalnya 1/3 tebal ibu tangga
e.untuk menghindari penyusutan dan agar tangga yang menempel pada tiang tidak membuka , maka ibu tangga masuk pada tiang sandaran sedalam 1 cm
f.purus dikancing dengan paku kayu (toong) dan di singkat dengan meni sebelum hubungan dimatikan
g.hubungan anak tangga datar ataupun anak tangga tegak seluruhnya masuk pada takikan ibu tangga sedalam 1 cm dan bentuknya serupa dengan anak tangga yang menempel ibu tangga.

sumber:ilmu-konstruksi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar